Kamis, 12 Desember 2013

MACHI Dan Dunia Jejepangan (Bagian 4)

Tadinya saya pikir saya sudah waktunya 'mentas' dari J-Zone. Namun panggilan itu datang lagi. Now can you see? Betapa saya serius dengan hal ini.

AWKWARD...

Saya sempat agak benci dengan J Zone. Ya memang sih, kalau lama hidup bersama, pasti ada pahit manisnya. Ini tahun tergetir di J Zone karena kemunduran saya sempat menumbuhkan rasa minder dan tidak pede dengan kemampuan saya sendiri.

Full Japan Day 2, saya datang ke sana dengan agak awkward. Saya merasa agak jauh jaraknya dengan teman-teman, padahal ya mungkin tidak ada apa-apa. Intinya di tahun ini adalah, mundur tak berarti kamu tidak akan melakukan apa-apa.

Kamu hanya perlu menemukan di mana posisi terbaik untuk berdedikasi. Saya membantu apapun yang bisa saya bantu. Ketika anggota sedang loyo, saya bantu menguatkan dengan Emon dan teman lainnya. Mbak Happy nggak pernah capek jadi sekretaris dan bendahara. Salah paham juga sering muncul di mana-mana.

Ini tahun terbanyak kami sering mengalami selisih paham dan berurai air mata. Tapi... semua membuat kami berhasil menelurkan 2 kali FJD dalam setahun.

Kumel ya saya. Stand by dari pagi sampai pagi lagi :)) :))
Tahun baru menjelang 2008, saya dipercaya menggawangi acara besar FJD 3. Acaranya akan berlangsung dari sore hingga malam hari. Dan ini adalah acara paling epic yang pernah saya pegang.
Hujan badai datang tepat habis Maghrib, padahal acaranya outdoor. Banyak barang yang harus diusung ke dalam, bintang tamu sudah pada datang dan acara ini hampir gagal. Saya sempat terduduk sambil menunggu hujan selesai dan takut kalau ini akan benar-benar gagal.

Menjelang Isya', saya bersyukur masih ada teman-teman yang sabar menanti dan punya tim yang rela kehujanan untuk tetap merealisasikan acara ini. Acara baru bisa dimulai sekitar pukul 8 atau 9, tapi saya terharu karena sampai pukul 00.00 FJD 3 masih ramai pengunjung.

Kadang, ada tepukan pundak dan ucapan selamat. Saya juga nggak tahu pantas untuk mendapatkannya atau enggak. Anggap saja ini buah manis kita bersama.

Apa yang saya pelajari saat itu? What doesn't kill you, makes you strongggaaah...

Rabu, 04 Desember 2013

MACHI Dan Dunia Jejepangan (Bagian 3)

Kami punya mimpi, ingin menjadi komunitas besar. Ya, yang tadinya cuma hobi, tapi manusia selalu ingin mencapai sesuatu kan?

Mau Bikin Komunitas Besar? Belajarlah... Dari Bawah

Semua memang dimulai dari nol, bahkan pendahulu-pendahulu kami seperti angkatan mas PJ dan Mbak Retno. Lalu sejak kami punya mimpi untuk menjadi besar, J Zone menggodok berbagai rencana.

Bayangkan, kami 'buta' dan nggak punya buku tutorial membuat komunitas besar :)) :)) tapi mimpinya udah setinggi langit. Kami memang masih 'bodoh' karena itulah kami harus belajar, dari bawah.

First Tour *yaelaah..* kami adalah menuju acara di Surabaya. (Yeeeee, kita piknik!!) Ya, itu perjalanan yang menyenangkan sekali. Kami bawa 2 mobil kalo nggak salah, ada banyak rombongan yang asik-asik. Awalnya masih malu-malu, tapi lama-lama ya ngobrol juga.

Di Surabaya, saya pribadi amazed banget dengan komunitas Jepang di sana, KOJTSU. Ini lho komunitas yang mukanya pernah saya lihat di Animonster. Ya ampuuun, mereka keren semua. Jepang abis, cantik-cantik, ganteng-ganteng.
Bandnya juga bagus-bagus. Ini lho acara komunitas. Bukan hanya pengisi acara yang dandan ala Jepang, tapi ada juga pengunjung yang total. Dan di akhir acara, kami para cewek J Zone udah klepek-klepek dengan yang namanya Saint Lolita.

Baru kali ini kami lihat band visual kei di depan mata. Biasanya cuma di majalah. Dan kami sempet foto bareng lho. 
To be honest, ini perjalanan pertama saya yang bikin ga bisa tidur, Saya excited sampai besoknya, besoknya,  besoknya lagi. Ini adalah 'pembelajaran' yang menyenangkan.

Jadi, Apa Yang Kamu Pelajari? 

Sejak hari itu, Kakek dan kakak-kakak lainnya menggodok konsep tentang komunitas yang kita mau. Kami juga punya band visual kei pertama dengan nama Onimusha.

Untuk punya komunitas, harus ada yang memimpin. Dan siapa pemimpinnya? Saya.

Kaget? I know, saya juga kaget. Meski saya cupu dan jatuh bangun buat bisa membawa komunitas ini ke starting point, saya cukup senang dan banyak belajar.

Masa jabatan saya nggak sampai satu tahun. Tapi saya belajar menjaring member baru, publikasi acara, pedekate ke media terdekat dan bikin acara kecil-kecilan. Mungkin masih ada yang ingat suara Machi J Zone di siaran Bhiga FM Unmer dengan nomor 085646411166, yes thats me. Dan nomer itu sudah wafat and today it's not mine anymore :))) :))) Sekitar tahun 2007, kami bisa menjamu balik anak-anak Kojtsu, meski mereka telat datang dan acara sudah selesai.

Saya beberapa kali menangani event. Hmm, yang inget sih di Funky Dorayaki, Cinemax, Poltek, di Saboten dan terakhir di SMAN 9. Dua acara besar yang berkesan adalah Full Japan Day 1 dan Bunkasai Smanawa. Sebenarnya event SMAN 9 membangkitkan semangat saya, tapi dalam sebuah komunitas, memang nggak cuma ada 1 kepala dan situasi bisa berubah dengan cepat.

Saya sempat vakum setelah mundur dari jabatan ketua. Mungkin sudah waktunya konsen dengan kehidupan pribadi saya, pikir saya waktu itu. Tapi panggilan itu datang lagi. Dan saya memasuki chapter baru yang lebih menantang. (TO BE CONTINUE)

Selasa, 03 Desember 2013

MACHI Dan Dunia Jejepangan (Bagian 2)

Namanya J Zone, Malang Otaku Community. Nggak begitu merhatiin label 'otaku' itu. Pokoknya saya tahu ini komunitas Jepang yang bisa nerima saya. So much up and down, laugh and tears, dreams, fall or achieve it. Here my stories begin...

Saya Dijemput Oleh 'Destiny' Bernama J-Zone

Kenapa saya yakin banget masuk di komunitas ini adalah karena suatu siang ada pamflet kecil nempel di papan pengumuman SMAN 4 Malang, ada gambar Dir en Grey di depannya. Nah lho kok bisa ini pamflet nongol nggak pake ijin Tatib. Well, rupanya sejak awal ya beginilah cara J-Zone 'bergerilya', gak pake birokrasi-birokrasian.

Awalnya saya takut, tapi saya excited. Dan yang saya bayangin adalah koko-koko ganteng yang akan menyambut pendaftaran saya *dilempar boyben*. Ternyata... semua hanya imajinasi.

Sejak saya mulai mendaftar saya cuma kontak lewat SMS. Sampai tibalah hari di mana saya bertemu dengan 'yakuza-yakuza' itu. Kirain ya sama-sama masih SMA. Ternyata mereka sudah kuliah, ada yang kecil, besar, tinggi, brewokan, pake eyeliner dan... saya keder. Tapi gapapa, mereka baik kok.

Wahahaha.. saya masih ingat sekali dengan hari-hari itu. Senior-senior J-Zone ini telaten dateng ke sekolah tiap beberapa hari sekali, setiap jam pulang. And you know what? Saya makin semangat sekolah setiap ingat mereka. Waktu itu kelas 3 SMA, saya kelas bahasa pula. Kanpeki!!!

Keluarga Dan Mimpi Kecil

Komunitas J Zone punya mimpi kecil, agar hobi jejepangan nggak jadi minor. Come on, banyak hal yang kita nikmati dari negeri bunga sakura itu dan kesukaan dengan jejepangan bukan hal yang aneh.

Sering ketemu dan kumpul bareng membuat kami akrab. Dulu Mas Evan yang sering saya panggil 'Kakek' (dan kami semua sering panggil seperti itu sampe sekarang), sering menyuntikkan semangat lewat sms. Oh nggak sering ding, jarang. Tapi sedikit 'drama' seperti ini bikin saya dan 3 member lainnya jadi semangat.

Emon, juga seorang senior yang sekarang sudah jadi sahabat saya, termasuk salah seorang yang berjasa buat kami. Ibaratnya, Mas Evan bapaknya, Emon emaknya. Ya, Emon bagian 'mengasuh' anak-anak muda seperti kami agar bisa tetap nyaman dan berkembang di komunitas ini.


Anggota kami pun bertambah. Ada Mbak Happy dan Mbak Iin yang stunning banget karena mereka ibaratnya adalah 'Gazerock di jamannya'. Rambut diwarna-warni, dimodel-model, baju banyak studded dan peniti. Keren deh pokoknya. Ada juga Mas Keceng yang keceng-keceng tapi idenya sedeng. Dia pemberani dalam mengambil langkah untuk kebesaran J-Zone waktu itu. Oh iya, kami punya tempat kumpul di warung Kakek. Namanya Buffet Oshin.

Life's like Japanese Dorama. Hampir tiap pulang sekolah *termasuk adegan bolos* saya mampir ke sana. Nunggu ilham, pencerahan, rencana atau sekedar nongkrong sama senior-senior saya. Demo ne, tanoshikatta..

Juga ada beberapa band yang mulai masuk. Genova, Melanin, Akatsuki, Hyakushiki dan Bukit Belakang Sekolah yang waktu itu adalah jebolan pertama kami. Nah, masuk era ini agak serius nih. Ini bukan cuma hobi, ini mimpi yang menanti untuk digapai.

Bagaimana kami meraih mimpi-mimpi kecil kami yang meradang? Next chapter, ikkushoo!!! (TO BE CONTINUE)

Senin, 02 Desember 2013

MACHI Dan Dunia Jejepangan (Bagian 1)

My Old Treasure. And right picture is my brother working hard so we can listen Japanese Song so he record it from CD to cassette :'))

Sudah lama saya pakai blog ini untuk review kecantikan dan fashion, kali ini saya mau berbagi tentang pengalaman saya di dunia jejepangan. Sebenernya pengen nulis ini sudah sejak berbulan-bulan lalu, tapi baru sempat karena 'kenyataan menyita waktu kemayaan saya dalam blogging'. Hahahah.. Well, let's begin then.

Berawal dari suka beli majalah tenatng idola-idola Asia dan kakak saya adalah penggemar J-Pop, saya mulai gemar dengan jejepangan. Kenapa ya kok jatuhnya ke Jepang? Kok bukan Korea aja atau Taiwan?

Entahlah, suka aja.. Dan waktu SMP saya mulai suka tuh sama yang namanya L'arc en Ciel. Kelas 2 SMP kalo nggak salah, nemu majalah Animonster dan langsung suka sama Dir en Grey, Malice Mizer dan berbagai band visual kei itu... bikin mata saya jadi kinclong liatnya.

Jaman dulu nggak kaya sekarang. Dulu saya dapet gambar ukuran kecil Hisashi atau Jiro-nya GLAY aja udah seneng banget. Itupun diambilin kakak saya yang udah duluan kenal warnet :))) :))) Lalu saya diajari teman sekelas saya, Jamal (and he's my bestfriend. Amicu Jamal, till now), buat main ke warnet.

Waktu itu cara saya memenuhi kepuasan hobi jejepangan saya adalah dengan rajin ke website Dir en Grey buat kirim mail ke fanbox mereka (berbekal email punya plasa X)))) wkakakak) dan koleksi berbagai gambar band-band itu. Kok nggak donlod mp3-nya?
Pertama, saya nggak tau caranya. Kedua, nggak muat buat disket (DISKEEETT :'))) #jadulbingit). Ketiga, jaman dulu sulit sekali nyari link donlod, apalagi anak cupu kek saya inih. Tapi percayalah, kesulitan itu yang bikin berkesan untuk mendalami hobi ini.

Masuk SMA saya tetap suka Jejepangan. Minor banget, nggak banyak yang sepaham dengan saya. Well, no probs. Btw koleksi jejepangan pertama saya adalah VCD (visidi ya ibu-ibu.. ada yang masih punya?) Laruku yang Chronicle. Nemu di orang jual mp3 dan VCD bajakan di Malang Plasa.

Disusul dengan back up VCD Dir En Grey jaman Embryo, Myaku dan kawan-kawan (dan yang ini saya sampe mencak-mencak kegirangan dapetnya) yang hampir setiap hari saya timang-timang dan dengerin. Kaset-kaset juga ada beberapa. Seperti Luna Sea, Laruku, dan sebagenya.

Mungkin hal seperti ini nggak ada apa-apanya ya di jaman sekarang? Tapi, buat saya itu treasure banget. Mereka adalah teman puber saya :') sampai akhirnya, saya bertemu dengan teman-teman yang amazing luar biasa. Ya, saya ketemu komunitas Jepang. J Zone, Malang Otaku Community. Bagaimana saya akhirnya bisa berkutat dengan mereka (sampai sekarang) see you next post ya :* (TO BE CONTINUE)